Bagi Wota atau fans berat JKT48 jangan kecewa ya. Kami hanya ingin
tulisan ini dapat menjangkau orang-orang imut dan keren seperti kalian. Ngaku deh, kuliah sekarang mahal banget
kan? Malah beberapa
media online belakangan menyoroti lonjakan uang kuliah Unhas yang sampai
menembus angka 47,5 juta bro. Jangan kira biaya kuliah yang mahal hanya
merugikan teman-teman kita yang kurang mampu secara ekonomi. Kemarin, jatah
uang buat nongkrong, makan-makan, shoping,
sekarang malah terbatasi dengan mahalnya uang kuliah. Ini semua terjadi
karena satu hal, UKT (Uang Kuliah Tunggal).
Apa
sih uang kuliah tunggal itu?
UKT adalah sistem
pembayaran baru bagi mahasiswa dimana pembayaran per semester bakal rata sampai
akhir masa studi kamu. Jadi, pembayaran lain seperti uang pembangunan, uang
lab, dst. sekarang sudah dibagi ke dalam uang yang setiap semester nominalnya
bakalan sama. Sederhananya sih, UKT itu seperti cicilan motor kalian tanpa uang
muka.
Satu hal yang membuat UKT
menjadi menyebalkan, terdapat kategorisasi dalam nominal pembayarannya. Kalau
kemarin hanya terdapat dua jenis nominal pembayaran SPP (450.000 dan
4.500.000), sekarang lebih hebat lagi. Ada 5 macam coy. Kelima kategorisasi ini
terbentang mulai dari bayar 500.000 per semester sampai 5.000.000. Kategorisasi
dibentuk berdasarkan pendapatan orang tua. Jadi yang pendapatan orang tuanya di
kisaran 1-2 juta, kalian Cuma bayar 500.000. Bahkan dalam beberapa temuan malah
ada yang digratiskan. Berturut-turut untuk kategori 2 sampai lima, Unhas
membebankan biaya kuliah sebesar 750 ribu, 2 juta, 2,4 juta, 5 juta. Nah, untuk
beberapa prodi seperti prodi-prodi yang ada di Fakultas Kedokteran, Unhas
menetapkan pembayaran per semester pada golongan 5 sebesar 5 sampai 20 juta.
Bahkan untuk prodi pendidikan dokter yang masuk lewat Jalur Non Subsidi (JNS),
Unhas "menghantam" dengan 47,5 juta. Gila kan! Lebih gilanya lagi,
2013 kemarin 5 mahasiswa Universitas Brawijaya sampai rela menjajakan ginjalnya
sebagai ganti uang SPP yang sudah melambung tinggi. Ngeri rasanya membayangkan
kalau kita harus sampai jual ginjal untuk bayar SPP.
Sebenarnya sih sistem UKT
punya niat baik dengan konsep subsidi silangnya. Jadi biar yang kaya bisa
menyubsidi yang miskin. Tapi coba deh tanyakan ke teman-teman sekitarmu.
Golongan 1 dan 2 jadinya lebih kecil kan. Malah kami sempat bikin riset
kecil-kecilan jumlahnya nggak sampai 30 persen. Porsi terbesar diambil oleh
golongan 3 yang ditenggarai tidak menyubsidi atau disubsidi. Jadinya golongan
mampu sekarang lebih banyak di kampus dan selain banyak mereka juga diperas
sampai titik darah penghabisan.
Terus
kenapa kalau golongan mampunya jadi lebih banyak?
Bukannya bermaksud jadi
moralis, kita kan sekolah tinggi-tinggi biar bisa lebih berbudi pekerti luhur.
Biar bisa sadar yang mana baik dan buruk, biar bisa lebih peka sama lingkungan
sekitar. Masa' kita harus melihat teman kita harus ikut berjualan ginjal demi
menebus uang kuliahnya? Kategorisasi berujung pembentukan kasta juga sangat
beresiko mengucilkan teman-teman kita yang kurang mampu secara ekonomi. Lama
kelamaan pegawai kampus bakal melayani sesuai dengan "mahar" yang
sudah ditebus oleh mahasiswa. "Ya kan, kalian bayarnya cuma segitu, masa'
minta pelayanan maksimal?", kira-kira hal inilah yang bakal membuat kita
merinding. Ingat! kita manusia yang punya nilai, bukan binatang yang harus
saling memangsa buat bisa dapat makanan.
Selain itu kalian bayar
mahal sebenarnya buat apa juga sih? Apa coba yang berubah dari kampus sekarang?
Dosennya tetap malas masuk, pegawainya tetap ketus melayani, dan mengurus
sesuatu tetap harus selalu di "ping-pong". Lagian kan harusnya Negara
yang menanggung supaya kita bisa cerdas. Mana
negara yang katanya kaya itu?
Atau negara memang sengaja mau lepas tangan dalam hal pendidikan lalu
berlindung di balik sistem subsidi silang?? Udah kaya' Alfamart aja
kampus ini.
-Hardcopy disebarluaskan saat aksi menuntut pencabutan Sistem UKT di Universitas Hasanuddin-